Surabaya, Pancarkan.com – Ratusan pelajar SMAN 12 Surabaya melakukan kunjungan ke Tempat Pembuangan Akhir Akhir (TPA) Sampah Benowo, Rabu (18/1/2023). Kedatangan para pelajar disambut Muhammad Ali, Menajer Pengawas PT Sumber Organik (SO).
Para pelajar tersebut didampingi Kepala Sekolah SMAN 12 Slamet Budi Santoso MM, dan Suharningsih, untuk mengetahui proses pengolahan sampah hingga memiliki banyak manfaat.
Berbekal alat tulis dan kamera saku, para pelajar SMAN 12 Surabaya bergerilya di atas gunungan-gunungan sampah yang ada di TPA Benowo Surabaya.
Awalnya, para pelajar mengeluh bau menyengat yang ditimbulkan dari tumpukan sampah, namun sedikit demi sedikit mereka mulai terbiasa dengan bau khas TPA Benowo Surabaya.
Bahkan, tidak sedikit yang melepas masker, kerena merasa susah bernafas dan menambah panas. ”Sengaja masker saya lepas, karena saat berbicara dengan orang sekitar, kesannya kurang sopan,” ujar salah satu siswi.
Selama di TPA Benowo, para pelajar SMAN 12 Surabaya tidak hanya sekedar melihat-lihat gunungan sampah. Mereka juga berinteraksi dengan masyarakat yang ada di tempat berkumpulnya sampah yang dihasilkan masyarakat se Surabaya tersebut.
Beberapa siswa terlihat mewawancarai pemulung yang sedang mengumpulkan sampah plastik. Ada juga yang seolah-olah menjadi wartawan yang sedang meliput berita, meskipun kamera yang digunakan hanya handphone.
Selanjutnya, rombongan pelajar SMAN 12 Surabaya mengunjungi Instalasi Pengolahan Air Limbah atau IPAL TPA Benowo.
Menurut Asnawi, koordinator IPAL TPA Benowo Surabaya, IPAL di TPA Benowo menggunakan 3 metode, yakni metode kimia, metode biologi dan metode gabungan antara kimia dengan biologi. Perbedaan dari ketiga metode tersebut adalah pada jenis bahan pengurai air sampah tersebut. Kalau metode biologi bahan yang digunakan adalah bakteri pengurai yakni bakteri aerob dan bakteri anaerob. Sedangkan pada metode kimia menggunakan tawas dan polimer.
Berbagai kesimpulan disampaikan oleh siswa-siswi SMAN 12 Surabaya, salah satunya yang disampaikan Nabillah Fitari Putri siswa kelas X-2. Menurut Tari, kondisi TPA Benowo Surabaya saat ini merupakan akibat dari tidak adanya system pemilahan sampah dari sumbernya, yakni dari rumah tangga, sekolah, perkantoran dan lain-lain.
Keberadaaan pemulung, lanjutnya, masih jauh dari kata membantu mengurangi volume sampah yang ada di TPA Benowo Surabaya. Ini mengingat jumlahnya tidak seimbang antara yang dipilah oleh pemulung dengan jumlah sampah yang masuk setiap harinya.(ari)
Reporter : Arie Budiono