Kondisi SDN Trotosari 4 Tlogosari Bondowoso Memprihatinkan

oleh
SDN Trotosari 4

Bondowoso, Pancarkan.com – SDN Trotosari 4 Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso Jawa Timur, dengan jumlah murid sebanyak 17 orang, kondisi gedungnya sudah banyak mengalami kerusakan, bahkan peralatan meja kursi untuk sarana belajar mengajar   juga sudah sangat jauh dari layak.

Selain kondisi gedung, perlengkapan meubeler untuk kegiatan belajar mengajar seperti meja dan kursi,, sudah sangat tidak layak, bahkan parahnya lagi tiap ruangan disekat jadi dua tempat menggunakan papan triplek.

Edy Arifin Guru Honorer kelas 2 SDN TrotosaRI 4 saat dikonfirmasi seputar kegiatan belajar di SDN Trotosari 4 mengatakan, sekolah ini hanya memiliki murid sebanyak 17 orang yang dibagi 3 kelas.

“Saya sebagai guru kelas 2 harus sabar mendidik murid kami, meskipun saya hanya guru honorer yang dibayar setiap bulan Rp 200 ribu,” ujarnya.

Pada tahun ajaran baru ini, sekolah hanya mempunyai 1 orang murid kelas 1 saja. “Tapi kami maklumi, sebab ada sekolah SDN lain, masih di Desa Troto berada di tengah pemukiman warga, sedang sekolah ini berada di tengah areal tebu dengan pemukiman yang agak jauh dari sekolah,” ujarnya.

Waktu lalu keadaan gedung sekolah masih bagus, karena baru dibangun, tapi kurang dari 2 tahun sudah banyak yang rusak. Jadi kondisi ini juga berpengaruh.

Penelusuran pada gedung sekolah SDN Trotosari 4,  terlihat sejumlah kerusakan parah diantaranya, keramik lantai sudah banyak yang lepas dan retak parah, juga pada langit atau internit sudah banyaj yang bolong.

Kondisi parah lainnya, yaitu kayu pintu tiap kelas merenggang serta melengkung, diduga bahan kayu yang digunakan adalah bahan kayu berkwalitas jelek.

Di tiap ruangan, jumlah meja berisi 1 buah dan kursi berisi 3 buah tanpa ada meja kursi guru pengajar, sehingga keadaan di dalam terlihat kacau balau.

Ruang kelas hanya ada dua meja dan satu kursi panjang

Sementara, Didin W SPd Kepala Sekolah tak menampik dengan kondisi sekolah yanhg memprihatinkan. Menurutnya, jumlah siswa keseluruhan ada 17 siswa dan tahun ini hanya dapat 1 siswa.

Kondisi sekolah yang seperti ini disebakan kurangnya dana. Satu-satunya sumber dana hanya BOS dengan jumlah hanya Rp 900 ribu perbulannya.

“Tidak cukup untuk perbaikan, ditambah lagi letak lokasi gedung sekolah jauh dari pemukiman penduduk, sehingga sulit untuk mendapatkan siswa,” ujarnya.

Untuk menghadapi permasalahan ini, sebagai Kepala Sekolah pihaknya harus tetap semangat dan bekerja sama antar guru dan masyarakat, dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

“Sambil mengusulkan perbaikan Sarpras ke Diknas,” ujar Didin W, SPd.

Reporter : Cipto

 

No More Posts Available.

No more pages to load.