Surabaya (pancarkan.com) – Untuk pertamakalinya Shangri-La Hotel Surabaya menyelenggarakan pameran traditional wedding bertajuk Heritage Wedding Showcase 2019 di area lobi hotel.
Yang menarik di sela-sela pembukaan pameran GM Shangri-La Hotel Surabaya Jonathan Reynolds ikut menari begitu mendengarkan alunan musik tradisional gamelan.
Menggunakan beskap warna hijau dipadu batik lengkap dengar keris dan blangkon, Jonathan terlihat mengikuti tarian yang diajarkan oleh Veni Laksono, Pemilik Celtic Creative, salah satu wedding organizer langganan pejabat dan kalangan berduit di Surabaya.
Saat acara pembukaan, Jonathan mengatakan gelaran pameran traditional wedding selama dua hari di area Lobby Lounge sebagai wujud komitmen pihaknya untuk melestarikan budaya Indonesia.
“Kami bangga ikut berkontribusi dalam melestarikan budaya Indonesia lewat event ini,” katanya di sela upacara pembukaan, Sabtu (27/7).
Director Sales and Marketing Shangri-La Hotel Surabaya Dian Iskandar menjelaskan baru pertama kali kolaborasi dengan EO weddding menggelar pameran traditional wedding.
“Selama ini kami banyak melayani international wedding. Melihat tingginya permintaan masyarakat akan traditional wedding kami juga harus siap memenuhi. Dan kami bersyukur bisa bekerjasama dengan EO-EO yang kredibel di bidangnya,” katanya.
Pameran yang akan berakhir Minggu (28/7) menggandeng 15 vendor pernikahan asal Surabaya yang selama ini menjadi mitra hotel. Segala macam kebutuhan pernikahan yang berkaitan dengan pernikahan bertema etnik dapat ditemukan di pameran ini.
Selama pameran hotel juga memberikan hadiah menarik bagi pengunjung yang deal untuk melangsungkan pernikahan tahun ini dan tahun depan. Mereka berhak mengikuti undian berhadiah voucher menginap di Hotel Shangri-La sejumlah negara.
Desainer Kisah Kasih – menyediakan aneka busana pernikahan tradisional nusantara- Amelia Kartikasari mengatakan saat ini banyak warga menggemari konsep pernikahan tradisional. Untuk Surabaya yang banyak.permintaan pernikahan adat Jawa, Minang dan Palembang secara lengkap. ” Mereka ingin mempertahankan adat, kebudayaan tapi tetap ingin terlihat modern. Celah inilah yang kami jembatani,” katanya. (tis/gus)