Surabaya, Pancarkan.com – Dalam kapasitas sebagai Pegiat Literasi Digital Nasional, Riesta Ayu Oktarina, M.Ikom, Dosen Ilmu Komunikasi Stikosa-AWS, menjadi salah satu narasumber Seminar Literasi Digital bertema “Kebangsaan dan Kebhinekaan di dalam Dunia Maya”, yang diadakan oleh Relawan TIK Surabaya di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Jl Raya Rungkut Madya, Gunung Anyar Surabaya, Kamis 21/3/2024.
Selain dosen Stikosa-AWS tersebut, pembicara lainnya adalah Dr I Gede Susrama MD, ST.,MT.,IPU, Wadek 1 Fasilkom UPN “Veteran” Jawa Timur dan Novianto Puji Raharjo, S.Ikom, M.I.Kom, Ketua Relawan TIK Jawa Timur. Moderator Pratama Wirya Atmaja, S.Kom, M.Kom, dosen Fasilkom UPN “Veteran” Jawa Timur. Acara Seminar ini cukup banyak menarik minat mahasiswa. Sebanyak 250 orang mahasiswa ikut hadir. Bahkan Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan dan Staff Kementerian Kominfo RI, Bambang Tri Santoso, ikut hadir bersama Ketua dan Pengurus Relawan TIK Surabaya.
Paparan Riesta Ayu Oktarina tentang Digital Skill Bhineka Tunggal Ika di Ruang Digital, menyebutkan bahwa, pengguna internet di Indonesia terus bertambah. Menurut laporan We Are Social, pada Januari 2024 ada 185 juta individu pengguna internet di Indonesia, setara 66,5% dari total populasi nasional yang berjumlah 278,7 juta orang.
“Pengguna internet di Indonesia awal tahun ini tercatat bertambah sekitar 1,5 juta orang atau naik 0,8% dibanding Januari 2023,” katanya.
Padahal Indonesia adalah negara dengan multi keberagaman, mulai dari suku, agama, ras, serta keberagaman anggota golongan. Tidak cukup mudah bagi pengguna internet menjaga persatuan dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.
“Beberapa fenomena juga berpengaruh dalam menjaga di ruang digital, antara lain: hoax, radikalisme, cyber bullying, cyber crime, dan sebagainya,” ujarnya.
Oleh karena itu menurut Riesta Ayu, sangat diperlukan Individu yang cakap bermedia digital untuk menjaga persatuan dalam kebhinekaan. Individu ini mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, antara lain: mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital.
“Generasi muda bisa memanfaatkan teknologi dengan baik dan bertanggung jawab diruang digital antara lain untuk bertukar informasi, mempelajari bahasa, dan budaya bangsa lain sehingga bisa saling memahami dan menghargai perbedaan,” ungkapnya.
Sedangkan tips menjaga kebhinekaan di ruang digital antara lain:
1) Harus menjaga tindak diskriminatif dan menjaga diri dari ujaran kebencian.
2) Menghindari penyebaran hoax, menjaga kepercayaan dan bertanggung jawab dalam berbagai informasi.
3) Menjaga etika dan toleransi di ruang digital.
4) Membuat dan memperkaya konten positif terkait kebudayaan, perilaku yang baik dan etik dalam berinteraksi.
“Terakhir yang ke 5, memahami ruang digital dan paham 4 pilar digital. Yakni, Cakap Bermedia Digital, Budaya Bermedia Digital, Aman Bermedia Digital dan Etis Bermedia Digital,” pungkasnya.
Sehari-hari Riesta Ayu Oktarina adalah dosen dan Kepala Program Studi (Kaprodi) Ilmu Komunikasi Stikosa-AWS. Selain juga anggota RTIK Surabaya dan narasumber Gerakan Literasi Digital di berbagai acara diskusi dan seminar. (riz)