Surabaya, Pancarkan.com-Isra Mi’raj adalah peristiwa penting bagi umat Islam. Momen tersebut merupakan kejadian perjalanan malam hari yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha, yaitu langit ke tujuh.
Oleh sebab itu, PHBI Masjid At-Tauhid Pondok Benowo Indah (PBI) Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Surabaya, memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1444 H yang di laksanakan didalam Masjid At-Tauhid, Sabtu (18/2/2023).
Meskipun suasana hujan, namun tidak menyurutkan para jamaah untuk datang ke masjid dalam menghadiri kegiatan tersebut. Pelaksanaan dimulai ba’da Isyak dan dimeriahkan dengan grup Al-Banjari Ukhuwah RW 12, Al-Banjari Miftakhul Jannah RT 6 RW 12, dan Al-Banjari Remas At-Tauhid.
Acara diawali dengan pembukaan dan sebagai pembawa acara Ustad Novarin, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang disampaikan oleh Ustadzah Putri Annisa Tyara Anggie.
Dalam sambutannya, Ketua Panitia Ustad Mukhlisin, menyampaikan, terima kasih kepada para jamaah yang sudah hadir dalam acara peringatan Isra Mi’raj, serta kepada donatur yang turut membantu dan tak lupa segenap panitia yang ikut mensukseskan acara ini.
Sementara Ketua Takmir Masjid At Tauhid, Ustad Ali Mustofa, pada kesempatan yang sama mengatakan, bahwa acara ini dilaksanakan secara sederhana dikarenakan masjid masih dalam proses renovasi pembangunan.
“Halaman masjid penuh bahan material pembangunan dan kalau hujan masih penuh dengan genangan air. Didalam renovasi pembangunan masjid masih membutuhkan dana yang besar,” ungkapnya.
Menurutnya, Isra Mi’raj merupakan peristiwa perjalanan spiritual yang dilalui Rasulullah SAW. Pada peristiwa tersebut Baginda Nabi bertemu langsung dengan Allah SWT dan diberi perintah untuk menunaikan sholat 5 waktu sehari semalam.
Kemudian dilanjutkan dengan acara inti, yaitu tausiyah dan motivasi rohani oleh Ustad Barizi Al Bawafi, S.Pd.I, dengan menyampaikan riwayat awalnya Rasulullah SAW diperintahkan untuk menjalankan sholat 50 waktu dalam sehari semalam.
“Dimana Nabi Muhammad SAW pernah diingatkan Nabi Musa, bahwa jumlah sholat 50 waktu tersebut terlalu besar, sehingga disarankan untuk meminta keringanan. Namun, karena takut umatnya tidak bisa menjalankan sholat 50 waktu, maka Rasulullah meminta keringanan hingga hanya menjalankan perintah sholat 5 waktu dalam sehari semalam,” terang Ustad Barizi Al Bawafi. (*)
Reporter : Sunar
Editor: Bachtiar