Surabaya, Pancarkan.com-Paguyuban Spiritual Lontar Kecamatan Sambikerep menggelar kegiatan Bakti Sosial (Baksos), dalam bentuk pengobatan atau terapi alternatif gratis yang dilaksanakan di Jl. Raya Lontar RT 3 RW 01 belakang Pondok Arrosid, Sambikerep Surabaya, Minggu (31/10/2021).
Dalam giat baksos tersebut, paguyuban spiritual Lontar menggandeng Nahdlatul Ulama (NU), Majelis Ulama Indonesia (MUI) Surabaya, LPMK Kel. Lontar, MAS Lontar, LSM Suara Rakyat Lontar, Mahameru Spiritual Nusantara, Spiritual Alam Semesta, Paguyuban Titah Leluhur (PTL), Paguyuban Wong Bodho dan Budayawan Purnama.
H. Saiful, selaku yang ketempatan dalam kegiatan baksos tersebut, mengatakan, bahwa kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka untuk membantu meringankan masyarakat yang sedang mempunyai keluhan medis maupun non medis.
“Rencananya, kegiatan bakti sosial seperti ini akan dilakukan rutin. Namun masih akan kita musyawarahkan bersama, mengingat tujuan kita adalah sosial untuk membantu masyarakat, yang mana sebelum acara pengobatan sudah kita awali dengan pengajian istiqosah bersama,” ujarnya.
Dikatakannya, bahwa kegiatan bakti sosial ini menyediakan berbagai macam pengobatan alternatif. Diantaranya, Bekam, Fasdu, Pijat Refleksi, Terapi Listrik, Pijat Tumrok, Ruqiyah, Buka Aura, dan lain sebagainya.
“Kegiatan pengobatan alternatif gratis ini ada bekam basah dan kering, yang basah menggunakan alat kesehatan (kop) dan yang kering memakai alat Tanduk Kerbau yang dipanasi dengan api. Kemudian terapi spiritual, diantaranya, buka aura, ruqiyah, diganggu jin, dan untuk keluhan medis, seperti ngilu pada persendian, sakit lambung, tangan gemetar dan lain lain,” terang Gus Saiful, sapaan akrab Spiritual muda dari Lontar Sambikerep ini.
Salah satu paguyuban spiritual saat di temui, menjelaskan, bahwa pihaknya saat ini hadir mengikuti kegiatan baksos tersebut karena undangan dari rekan spiritual di Surabaya.
“Kalau ada undangan seperti ini dimanapun kita pasti hadir, kami sudah berjalan selama 4 tahun dan jika masih ada keluhan baik medis maupun non medis bisa menghubungi tim kami, terkait biaya tanpa ada paksaan. Namun, untuk metralisir rumah ada mahar yang dilihat pada kondisi atau lahan tersebut,” ujar Arip, Ketua Paguyuban Titah Leluhur (PTL).
Selama ini, lanjut Arip, banyak kegiatan pengobatan medis dan non medis yang sudah kami lakukan, baik di Kota Surabaya maupun di kota kota lainnya, seperti, menetralisir rumah, lahan usaha, dan lainnya.
“Setelah kegiatan ini kami akan berangkat memenuhi undangan di Kediri bersama tim yang jumlahnya 10 orang dan kita juga buka praktek di alamat Jl. Kesamben Wetan RT 07 RW 01 Dewi Penjari, Kec. Driyorejo Kab. Gresik,” ujar Ki Pamungkas, sapaan Ketua PTL.
Sementara, Budayawan asal Sidoarjo mbah Met atau nama panggilan lain Sumo Kantil, yang tergabung dalam Budayawan Purnama, mengaku, bahwa pihaknya datang ke acara baksos tersebut juga karena memenuhi undangan dari rekan rekan untuk membantu kelancaran serta meramaikan kegiatan tersebut.
“Kegiatan Purnama sendiri juga ada ritualnya, namun pada bulan purnama yaitu terkait dengan seni kebudayaan. Kalau untuk pengobatan alternatif seperti ini kita hanya membantu kelancaran dan meramaikan saja,” tutur mbah Met.
Tampak seorang warga setelah diterapi merasakan enak, mengatakan, bahwa sebelumnya ia merasakan ngilu pada lengannya dan setelah mendapatkan terapi, sakit pada persendian lengannya sudah berkurang meskipun itu belum seratus persen.
“Tadi datang kesini lengan saya ngilu, setelah di terapi kini sudah lumayan enak ndak terlalu sakit. Memang yang namanya terapi harus bertahap ndak mungkin sekali, tapi minimal saat ini sakitnya sudah berkurang kalau diangkat sudah ndak merasakan ngilu,” ucap Ahmad.
Pantauan di lokasi pengobatan alternatif, masyarakat yang datang untuk terapi atau berobat tersebut rata rata mengalami keluhan ngilu pada kaki dan lengan serta encok atau boyok, serta sakit lambung, syaraf mata, tangan atau kaki gemetaran, ada juga yang meminta untuk dibuka Aura.
Selain pengobatan secara spiritual, tak sedikit yang juga melakukan terapi Bekam, baik bekam basah maupun kering. Sementara untuk bekam basah menggunakan alat kesehatan (kop) dan bekam kering memakai tanduk kerbau yang dipanasi dengan api sebagai alat bekamnya.
Reporter: Bachtiar