Situbondo, Pancarkan.com – Pesta Demokrasi tingkat desa sudah dihelat dan pemenang kontestasi sudah diumumkan, sorak ria para pendukung tiada henti gegap gempita saling bersahutan, tangis haru tetes air mata tak terbendung. Airmata kebahagiaan menyelimuti setiap hati para pemenang. Itu hanya sebagian gambaran suasana hati para kampiun.
Berbanding terbalik 180 derajat dengan lawan politik yang lagi apes, mereka juga menangis penuh sesal yang tiada terhingga, jengkel, marah dan dendam pada semua orang Itu gambaran hati yang sedang kalah dan kalap.
Di pemilihan kepala desa lalu, dari 98 calon incumbent sedikitnya 40 calon Kades dari petahana/incumbent kalah dengan penantang. Berguguran, tumbang bagai pohon diterjang badai, meraka lunglai tak berdaya. Itu menandakan kepemimpinan mereka di masa lalu dianggap keberhasilan semu, tergilas roda jaman, meraka yang kalah pada hakikatnya tak dapat dipercaya, karena janji muluk mereka tak pernah ditepati.
Masyarakat pun bisa marah dalam hati dan pada saatnya nanti akan ditumpahkan dan menghukum mereka dengan tak memilihnya. Itulah ketika masyarakat yang merasa kecewa terhadap pelayanan yang kurang efisein dari pada calon kades incumbent, begitulah pantauan pancarkan.com di lapangan.*
Reporter: Bambang Hendro