Pancarkan.com
Ekonomi

Mengintip Pengrajin Jaring di Wilayah Munjungan Trenggalek

Mukib , perajin jaring ini menekuni keahlian membuat jaring sejak masih berusia muda.

Trenggalek, Pancarkan.com – Menganyam benang plastik atau benang nilon menjadi jala atau jaring ikan, hal itu merupakan pekerjaan yang ditekuni salah satu warga yang berada di Kec. Munjungan Kabupaten Trenggalek Jawa Timur.

Keahlian membuat, menganyam dan memperbaiki jaring didapatnya sejak masih muda, dan sejak masih berprofesi sebagai nelayan.

Kecamatan Munjungan adalah merupakan wilayah di sisi paling pinggir pesisir selatan di Kabupaten Trenggalek Jawa Timur. Di wilayah tersebut terdapat sebuah laut lepas yang bernama Pantai Blado. Di situlah titik mula untuk masyarakat nelayan berangkat melaut, sehingga rata-rata masyarakat di wilayah Munjungan tersebut adalah sebagai nelayan.

Seperti yang dikisahkan salah satu warga di Dusun Krajan, Ds. Mijen Kec. Munjungan Kab. Trenggalek ini. Mukib (65), seorang perajin jaring di wilayah itu, dirinya menekuni keahlian membuat jaring sejak masih berusia muda dan hanya berbekal dari kebiasaan saja.

Menurutnya, pekerjaan tersebut dimulainya ketika dirinya masih ikut salah satu kru di kapal nelayan dalam mencari ikan. Usai melakukan aktifitas menjaring ikan di laut, jaring-jaring yang digunakan selalu dicek olehnya.

Jika terlihat anyaman dari jaring tersebut ada yang putus maupun sobek, langsung diperbaikinya. Dari kebiasaan tersebut tak terasa mulailah dirinya sering dimintai untuk menservice jaring rekan-rekan nelayannya.

Terlebih lagi pada saat ini, laki-laki yang merasa usianya sudah cukup tua tersebut tidak mungkin kuat untuk kembali lagi menerjang ganasnya ombak di Pantai Blado Munjungan. Sehingga pihaknya lebih memilih untuk menekuni profesi sebagai pengrajin jaring, atau membuat dan juga memperbaiki jaring yang putus atau rusak.

Mukib mengaku, bahwa kerajinan jala ikan ini tak mengalami pasang surut. Pasalnya pesanan selalu diterimanya dari berbagai wilayah. Bukan hanya di wilayah Munjungan saja, bahkan dari luar wilayah pun juga diterimanya. Beberapa tempat juga banyak yang menggunakan jasanya untuk perbaikan maupun membuat jenis jaring.

Keuletan dan ketekunannya dalam membuat jaring tersebut dirasakannya sejak dirinya sudah tidak mampu lagi melaut. Sedikit demi sedikit hasil yang didapatnya dalam membuat atau memperbaiki jaring tersebut sudah ditekuninya, dengan berbekal pengalaman yang dimilikinya ia kerjakan di rumahnya.

‎”Saya hanya memperbaiki atau membuat jenis jaringnya, untuk bahannya pemesan sendiri yang membelinya dan saya yang membuat sesuai jenis jaring yang diinginkan pemesan,” terang Mukib, disela sela kesibukannya membuat jaring, Kamis (24/10/2019).

Kemudian bahan tersebut, lanjut Mukib, dipotong-potong sesuai jenis ukuran dan tipe sesuai kebutuhan yang dipesan, “Seperti saat ini jaring yang saya kerjakan adalah jenis jaring tarik,” ujarnya.

Menurut informasi yang dihimpun di lapangan, jaring tarik tersebut memiliki ukuran lebar kurang lebih sekitar 20 meter dan panjang mencapai sekitar 200 meter, dengan ukuran lubang sekitar satu hingga dua in dan tiga perempat in, maksudnya adalah diameter lubang jaring tersebut.

Sementara untuk pembuatan jaring jenis itu tidak dibutuhkan waktu yang lama, hanya cukup memerlukan waktu sekitar tujuh sampai sepuluh hari saja, jika bahan bahan jaring tersebut sudah siap tanpa adanya kendala.

“Untuk ongkosnya bervariasi mas, yaitu tergantung ukuran, dan jenis jaring yang diminta. Dan yang jelas cukuplah mas untuk kebutuhan keluarga sehari hari, daripada harus ikut melaut lagi,” ungkap lelaki asli Munjungan tersebut.*

Reporter :  Bachtiar

Related posts

Puncak Acara HPN 2023 PWI Jatim Dihadiri Gubernur Khofifah di Hotel Grand Surya Kediri

Genjot Kinerja Investasi, Pemprov Jatim Buka Poros Industri Baru

Pentingnya Budaya, Inovasi, dan Digitalisasi K3 dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha