SURABAYA, PETISI.CO – Mahasiswa dan kampus diminta untuk tidak apatis terhadap politik. Masa depan ada dipundak mereka. Kampus adalah tempatnya para kader dan generasi harapan bangsa, dan mahasiswa adalah masa depan.
“Jadi, mahasiswa dan kampus jangan anti terhadap politik,” kata politikus Anna Luthfie di sela diskusi publik bertajuk “Rekonstruksi Kepercayaan Masyarakat Terhadap Wakil Rakyat Dalam Menuju Demokrasi Elektoral” di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Selasa (4/12/2018).
Kader Partai Amanat Nasional (PAN) itu, berharap mahasiswa dan kampus harus “melek” politik agar tidak berimbas pada ketidakpercayaan publik. Mahasiswa harus memiliki dasar sebagai politikus yang nantinya membawa Indonesia menjadi semakin lebih baik.
“Masuk politik butuh kesiapan intelektual dan mahasiswa punya dasar itu. Masuk politik juga harus butuh mental kuat sejak dini, punya rekam jejak baik, hingga berlatar organisasi memadai agar sanggup berkhidmat memperjuangan aspirasi masyarakat,” ucapnya.
Mahasiswa saat ini, menurutnya, masuk ke segmen pemilih muda dan pemula yang secara kuantitas jumlahnya hingga puluhan juta orang. Sehingga harus didekati, antara lain melalui pendekatan rekreatif, seni, olahraga dan kewirausahaan.
Calon legislator DPRD Jatim asal dapil II (Kabupaten Sidoarjo) itu juga menginginkan kampus harus membuka diri dengan kegiatan politik, termasuk melakukan kerja sama dengan partai dalam rangka menyiapkan regenerasi politikus.
Terlebih, kata mantan Ketua Karang Taruna Jatim tersebut proses kaderisasi di hampir semua partai tidak berjalan sesuai keinginan sehingga mahasiswa dan perguruan tinggi harus mampu menjadi bagian serta mempunyai harapan.
“Justru seharusnya ada aturan yang mempersilakan calon dibawa ke kampus agar diketahui visi misi dan programnya, sekaligus akademisi mengingatkan serta mempersiapkan kader, bukan malah mengkritisi negatif dan mencitrakan yang buruk-buruk terhadap partai politik,” jelasnya.
Pengamat politik asal UINSA Surabaya, M Ilyas Rolis menilai mahasiswa serta elemen masyarakat lainnya sangat perlu turut dalam pembangunan politik ke depan. Pembangunan politik sekarang seolah mengotakkan bahwa politik adalah urusan orang-orang partai.
“Padahal, pembangunan politik seharusnya menjadi urusan banyak pihak. Maka ke depan dibutuhkan peran masyarakat, akademisi, mahasiswa dan lainnya,” tutur Ketua Laboratorium UINSA tersebut. (bm)